Melihat APD Tenaga Medis untuk Perlakuan Covid-19, Apa Saja Tipe serta Berapakah Kebutuhannya?
Virus Corona masih mengambil alih perhatian di semua penjuru dunia, tidak kecuali di Indonesia.
Perlakuan terus-terusan diusahakan lebih bagus serta bertambah cepat untuk menahan semakin menambahnya korban. jual sepatu safety bisa menjadi solusi untuk kamu.
Sampai Kamis (26/3/20) waktu artikel ini dicatat, info sah dari situs Corona.jakarta.go.id mencatat 790 masalah pasien terkena, 899 pasien dalam pemantauan, serta 1.872 orang dalam pengawasan. Tertera 31 pasien dipastikan pulih, sesaat 58 yang lain wafat.
Bertambahnya jumlah pasien yang terkena serta masuk dalam pemantauan, dibarengi juga oleh bertambahnya keperluan Alat Pelindung Diri (APD) buat beberapa tenaga kesehatan di tiap rumah sakit referensi.
Sekarang kita benar-benar memercayakan tenaga kesehatan dalam mengatasi pasien.
Mereka ada dekat sama pasien serta kesehatan mereka jadi penting dalam bekerja mengatasi tiap masalah yang ada.
Efek terkena lumayan tinggi bila mereka tidak diperlengkapi APD yang ideal.
Sebetulnya apa APD itu?
Petugas medis di ruangan isolasi waktu simulasi Perlakuan Pasien Corona di Rumah Sakit Lavalette, Malang, Jawa Timur, Jumat (13/3/2020) ANTARA FOTO/ARI BOWO SUCIPTO
Petugas medis di ruangan isolasi waktu simulasi Perlakuan Pasien Corona di Rumah Sakit Lavalette, Malang, Jawa Timur, Jumat (13/3/2020)
Alat pelindung diri (APD) ialah peralatan yang harus dipakai membuat perlindungan pekerja dari bahaya yang dapat mengakibatkan luka atau penyakit serius berkaitan kerjanya.
Alat pelindung diri sudah dibuat spesial sesuai tipe kerjanya, contohnya APD untuk pekerja konstruksi tidak sama juga dengan APD untuk pekerja di laboratorium, juga APD untuk tenaga kesehatan yang terkait langsung dengan pasien.
Lalu, APD tipe apa yang dibutuhkan oleh beberapa tenaga kesehatan yang menagani pasien Covid-19?
Seperti dikutip dari situs CNNIndonesia.com, dokter pakar kesehatan warga Halik Malik menerangkan ketetapan penggunaan APD buat tenaga kesehatan.
APD untuk tenaga medis terbagi dalam cover all jumpsuit yang sama pakaian astronaut, penutup kepala, kacamata pelindung, masker, sarung tangan, serta sepatu.
Pemakaian APD buat tenaga kesehatan dilaksanakan sesuai dengan panduan serta standard kesehatan dunia dari WHO, lalu dari Kementerian Kesehatan dan Ikatan Dokter Indonesia (IDI).
Ini menjadi referensi di sarana kesehatan serta dokter yang bekerja. Pemakaiannya juga beragam.
Waktu pemakaian APD akan tergantung dengan keadaan di lapangan, dari mulai ruang atau tempat waktu memakai APD sampai tingkat keparahan pasien, penyakit, atau virus yang ditemui.
Baca : Siaga Pergi Waktu Epidemi COVID-19, Kerjakan 5 Panduan Ini Sebelum Keluar Rumah!
Rumah Sakit Umum Zainoel Abidin (RSUZA) Banda Aceh mempersiapkan ruangan spesial penangan Covid-19 (RICU) dengan sarana komplet serta tenaga kesehatan. KOMPAS.COM/TEUKU UMAR
Rumah Sakit Umum Zainoel Abidin (RSUZA) Banda Aceh mempersiapkan ruangan spesial penangan Covid-19 (RICU) dengan sarana komplet serta tenaga kesehatan.
APD yang dipakai oleh dokter, perawat, serta orang yang mentransfer pasien mempunyai ketidaksamaan.
Ketetapan pemakaian APD di ruang isolasi, ICU, IGD, atau ruangan administrasi akan tidak sama.
Contohnya, sesudah keluar satu ruangan isolasi dimana ada beberapa pasien, APD harus dilepaskan serta ditukar yang baru waktu masuk ke ruangan isolasi lain.
Ini mempunyai tujuan membuat perlindungan tenaga kesehatan dari virus di ruang, dan menahan virus itu keluar dari ruang.
Menurut Halik, dalam mengatasi masalah COVID-19, beberapa tenaga kesehatan perlu mengubah APD setiap saat mengatasi pasien di ruang yang tidak sama.
Walau begitu, ada banyak APD yang dapat dipakai berulang-kali seperti sepatu serta kacamata. Tetapi, APD itu harus dibikin bersih sesuai dengan mekanisme kesehatan.
Sedang untuk baju, masker, sarung tangan, serta penutup kepala dipakai sekali gunakan serta harus dibuang.
Pemakaian satu masker bedah, contohnya, disarankan terbatas sepanjang 4-6 jam.
Lebih dari itu perlu ditukar. Masker harus juga ditukar bila telah basah.
Baca : Awalannya Didiagnosa DBD, Aktris Cantik Ini Papar Sekarang Dianya Terkena Covid-19, ‘Jaga Kesehatan Kalian Sebab Kemampuan Tenaga Kesehatan Sekarang Terbatas'
Wisma Olahragawan Kemayoran, salah satunya RS Genting Covid-19 status mudah. Kementerian PUPR
Wisma Olahragawan Kemayoran, salah satunya RS Genting Covid-19 status mudah.
"Untuk masker sendiri, penggunaan terbatas 4-6 jam. Itu baiknya harusnya ditukar, " sebut Halik.
Pemakaian sarung tangan perlu ditukar tiap mengatasi pasien. Masalahnya sarung tangan terkait langsung dengan pasien.
Sama seperti, baju pelindung dipakai sekali gunakan. Beberapa brand atau bahan khusus sangat mungkin baju untuk dicuci atau dikasih desinfektan, bergantung detailnya, tipe berbahan, ketahanannya.
Mengenai tipe masker ini, Erlina Burhan, dr. Spesialis Paru RS. Pertemanan menjelaskan dalam suatu acara di tv nasional (24/3/20), masker yang diperlukan bukan masker bedah tetapi masker N-95.
"Masker N95 ialah masker yang dapat memfilter partikel yang memiliki ukuran 5 mikron, " imbuhnya.
Keperluan APD di tiap rumah sakit pasti berlainan.
Dikutip dari liputan6.com, mengenai keperluan APD ini, Ketua Umum Pengurus Besar (PB IDI) Daeng M Faqih menjelaskan jika APD itu cuma sekali digunakan.
Berarti, sesudah digunakan, langsung dibuang serta dihancurkan.
Dalam ini, saat layani kembali lagi pasien lain, tenaga kesehatan kenakan APD yang baru. Tidak ayal, APD juga benar-benar diperlukan dalam jumlah besar.
"Penghitungan umumnya jika ada tiga shift kerja, semasing 8 jam atau dua shift dengan pembagian semasing 12 jam. Nah, satu shift dapat 5-6 orang."
Hitungan perkiraan APD yang diperlukan, lanjut Daeng, yakni keperluan minimum 5-6 personil dikali jumlah shift dikali jumlah masalah positif dikali berapakah hari pasien dirawat dikali jumlah pasien yang dirawat.
Sebab APD itu standarnya cuma sekali gunakan, jadi penataan shift kerja ini perlu.
Ditambah lagi proses isolasi berlangsung pada beberapa tenaga kesehatan, yang mengatasi pasien COVID-19 di dalam rumah sakit referensi.
0 komentar:
Posting Komentar